Pada tanggal 18 September 2007, tepat satu tahun Chery berkiprah di Indonesia. Dalam rangka ulang tahunnya yang pertama di Indonesia, PT Unicor Prima Motor selaku ATPM Chery di Indonesia, mengadakan acara 1st Anniversary Chery di Indonesia yang diadakan di Backstage Café & Resto, Ancol. Dalam masa satu tahun sejak pertama kali diluncurkan, Chery QQ, yang merupakan tipe kendaraan pertama Chery yang dipasarkan di Indonesia, telah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Chery QQ yang telah mencapai angka penjualan lebih dari 1.000 unit terhitung sejak pertama kali diluncurkan. Angka ini cukup fantastis mengingat Chery merupakan merek otomotif yang masih terbilang baru di pasar otomotif Indonesia. Dengan hasil yang dicapai ini, Chery mampu menepis kekhawatiran masyarakat tentang kualitas mobil Cina yang diragukan sebelumnya.
| |
Indomobil Group kini meluncurkan program Indomobil for You kepada publik pada 8 April 2005. Saat kini tersedia fasilitas Call Center yang siap melayani kebutuhan pelanggan di dalam berkendara. Sebuah upaya untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Menurut President Director Marketing PT Indomobil Sukses Internasional Gunadi Sindhuwinata hadirnya program ini wujud komitmen dari seluruh jajaran pimpinan, staf dan karyawan Indomobil Group untuk senantiasa lebih memberikan kepuasan kepada pelanggan. Adapun cakupan standar pelayanan dan fasilitas dalam Call Center Indomobil for You meliputi 6 hal : Layanan terhadap konsumen (Follow-up Customer), petunjuk pelayanan (Directory Assistance), pertolongan jalan raya (Road Assistance), Information Broadcast, penangganan keluhan konsumen (Handling Complaints) dan Customer Care program. (Indomobil Magazine Vol. 1) | |
Sebagai produsen otomotif nasional, kami merekrut tenaga-tenaga ahli bangsa Indonesia di bidang otomotif. Dalam kurun waktu hampir mendekati tiga dasa warsa, kami tak kenal lelah bekerja keras dan dijiwai oleh semangat yang tinggi untuk mempersembahkan produk yang terbaik bagi para pecinta mobil di Asia, khususnya Indonesia. Penganekaragaman produk untuk memenuhi permintaan pasar pun terus dilakukan mengiringi meningkatnya pendapatan perusahaan. Sebagai konsekuensinya maka pada tahun 2004 ini, PT Indomobil Suzuki International dipercaya menjadi 'Mother Plan' untuk memproduksi Suzuki APV yang dipasarkan ke global market. Kepercayaan yang diberikan Suzuki Motors Corporation (SMC) Jepang kepada kami merupakan kebanggaan tersendiri untuk bisa memproduksi produk Suzuki dengan sasaran ekspor ke mancanegara. Inilah tantangan dan sekaligus kesempatan putra-pitri bangsa Indonesia bisa disejajarkan dengan para 'engineer' produsen otomotif dunia lainnya. Suzuki APV yang akan diproduksi merupakan sebuah kendaraan modern yang memenuhi semua aspek kebutuhan kendaraan dunia seperti quality, ramah lingkungan, design dan safety. Saya sangat bangga dengan apa yang berhasil dikembangkan di tanah air bersama putra-putri bangsa Indonesia seperti yang saya cita-citakan 30 tahun yang lalu, pada waktu mulai mengembangkan industri otomotif Suzuki di tanah air. Ibaratnya seperti Dreams Come True. - Soebronto Laras : President Director PT. Indomobil Suzuki International - | |
Following the earthquake and tsunami that severely impacted the Aceh region of Indonesia on 26 December, 2004, PT. Indomobil Suzuki International (ISI), Suzuki's Indonesian Production and sales subsidiary, mobilized to provide independent support to the affected region. For two weeks, from 14 to 30 March, the mechanics repaired motorcycles free of charge at the service plants of Suzuki Melayani, Suzuki motorcycle dealer in Banda Aceh and another Suzuki dealer in Meulaboh. Spark plugs and machine oil were provided free and replacement parts were offered for 30% less than standard prices ISI's timely and welcome support contributed to more rapid reconstruction of the disaster area by restoring 1,349 motorcycles to active use. (Suzuki Family. no. 122) | |
Untuk pertama kalinya Renault memamerkan mobil super-spacious supermini. Sebut saja Renault Modus yang akan ditampilkan di Birmingham, Inggris. Mobil hatchback ini dijuluki the small car with abig hearth yang didesain dengan 5 pintu. Dimensinya 1.589 X 3.792 X 1.709 mm. Lebih tinggi 172 mm serta 70 mm lebih lebar dari Clio. Mesinnya 1.400 cc 16-valve (100 dk) dan 1.600 cc 16-valve (115 dk) untuk bensin. Versi diesel tersedia 1.200 cc 16-valve (75 dk) dan 1.500 cc dCi (65 dk). (Tabloid Otomotif) | |
Sosok S40 lebih kecil dibanding model Volvo lainnya, sehingga bentuknya lebih kompak dan manis. Mobil yang didesain di Volvo Car, Ghent, Belgia, ini pun menggunakan baja berkekuatan tinggi. Di bagian depan baja dengan empat grade yang berbeda digunakan dengan pola konstruksi canggih. Mengusung mesin 1948 CC 4 silinder 16 katup mampu meyemburkan tenaga 161 tk/5250 rpm. Torsi maksimum 240 Nm/1800 - 4500 rpm. Tak heran mobil ini dapat dipacu 200 km/jam dengan akselerasi 0-100 km/jam dicapai dalam 10,7 detik. | |
Dengan harga relatif sama, Swift punya ABS, EBD, brake assist dan immobiliser! Tambahan lain, dual airbag dan kontrol audio di setir. Begitu lengkap fitur Swift ini, Suara audio yang dihasilkan oleh enam speakernya juga mantap. Mesinnya juga hebat, 1500 cc, VVT, DOHC dan 16 katup. Khusus konsumen Indonesia, Suzuki menawarkan versi terbaik dengan vitur paling lengkap. Langsung diimpor dalam kondisi CBU (completely built-in unit) dari Jepang. Swift yang dipasarkan Indonesia, adalah sedan kompak 5 pintu. Model hatchback membuat sosok Swift sporty dan stylish. Bumper depan yang besar dan gril satu garis dengan posisi horisontal plus lampu berbentuk trapesium, sedangkan roda dan ban 186/60R15 membuatnya gagah. Koloborasi Suzuki dengan insinyur dan ahli-ahli otomotif dari Eropa, membuat Swift dari segi keamanan mendapat rating tinggi dari Euro NCAP. Swift memperoleh rating : Occupant Protection 4 star, Child Protection: 3 star, Pedestrian Protection : 3 star. Untuk ini, Euro NCAP mengolongkan Swift sebagai Super Mini yang aman dan sampai sekarang satu-satunya mobil Jepang yang berhasil meraih predikat tersebut di kelasnya. (Suzuki Magazine Agst-Sept) |
Rabu, 21 April 2010
Peluncuran mobil baru oleh Indomobil Suzuki
Rabu, 14 April 2010
Membangun Sentra Mencetak Juara
Pergantian musim biasanya diiringi dengan perubahan paradigma dan pola berpikir. Tapi, intinya tetap bermuara kepada kemajuan dan kejayaan yang hendak diukir. Abad 21 alias abad millienium adalah era yang mengedepankan teknologi sebagai karya termutakhir. Sebuah paduan yang pas untuk mengembangkan pola pikir.
PB Djarum sebagai salah satu produsen pembibitan pebulutangkis masa depan, tak mau ketinggalan dalam merancang strategi pembinaan. Secara kualitas maupun kuantitas diupayakan bergerak seiring sejalan.
Langkah PB Djarum merangkai prestasi di abad 21 ditandai dengan munculnya sejumlah pebulutangkis berprestasi. Sigit Budiarto adalah salah satu ikon yang mengorbit. Masuk PB Djarum tahun 1988, karir Sigit kemudian melesat bak roket. Ia kontan menjadi buah bibir ketika berhasil merebut gelar juara dunia 1997 berpasangan dengan Chandra Wijaya. Kemudian dalam tiga tahun berturut-turut, Sigit menoreh prestasi penting bagi Indonesia (juara Thomas Cup 1998, juara All-England 1999, dan juara Thomas Cup 2000).
Tiga sukses besar itu, pun jadi modal berharga Sigit memasuki abad 21. Terbukti, sejak tahun 2001 hingga sekarang, Sigit sedikitnya telah berhasil mengantongi 11 gelar juara, di antaranya Thomas Cup 2002, All-England 2003, Kejuaraan Asia 2004, dan Cina Terbuka 2004 serta 2005.
Meski sudah berprestasi tinggi, Sigit tak berpuas diri. Ia masih terobsesi tampil di Olimpiade 2008 di Cina. Hasrat itu begitu menggebu karena ia ingin menebus kegagalannya saat absen di Olimpiade 2004 lalu. "Semoga saja harapan saya dikabulkan yang Kuasa," kata Sigit yang seusai Piala Thomas 2006 berpisah dengan Chandra yang memutuskan pensiun dari pelatnas.
Sebagai ikon PB Djarum di abad 21, Sigit tak sendirian. Ia didampingi oleh koleganya sekelas Luluk Hadiyanto yang masuk pelatnas sejak 1999. Luluk yang berpasangan dengan Alvent Yulianto, pun memiliki prestasi cemerlang. Ia dua kali juara Thailand Open (2001 dan 2004), juara Korea Open (2004), Singapore Open (2004), dan Indonesia Open (2004). Sukses tersebut mengantarkan Luluk/Alvent menempati peringkat satu dunia di tahun 2004.
Masih pada tahun yang sama, Eng Hian mempertegas kontribusi generasi Djarum di abad 21 dengan merebut medali perunggu Olimpiade 2004 di Athena (berpasangan dengan Flandy Limpele). Itu merupakan kado termanis yang diberikan Eng Hian sebelum berhenti dari pelatnas.
Sukses melahirkan Sigit, Luluk, dan Eng Hian, tak lantas membuat PB Djarum berhenti mengorbitkan talenta-talenta berkualitas. Bagi mereka, menelorkan atlet bulutangkis untuk bangsa adalah tugas kenegaraan yang harus dinomorsatukan. Memasuki abad 21 sejumlah terobosan pun dilakukan. PB Djarum ingin melahirkan atlet-atlet andal yang tak hanya memiliki bakat alam tapi juga bersandarkan pada teknologi mutakhir.
"Sejumlah negara sudah mulai memadukan antara bakat alam dan teknologi. Cina bisa begitu dominan saat ini karena mereka sudah melakukannya. Langkah serupa pun dilakukan di Malaysia. Bila tak mau tertinggal, Indonesia harus segera berbenah. Teknologi adalah salah satu
elemen penting mengatrol prestasi di abad millenium ini. Saya sudah menerapkannya di Malaysia," tandas Rexy Mainaky, mantan ganda putra Indonesia yang kini melatih Malaysia.
Pesan Rexy pantas dicermati. Teknologi memang punya peran sentral dalam perkembangan bulutangkis dunia. Sistem penghitungan skor dari 15 poin ke 21 poin, misalnya, merupakan salah satu penerapan riset dan teknologi di abad millenium. Tak pelak, bagi atlet yang tak punya persiapan matang, akan canggung menggunakan skor baru itu.
GENERASI PENERUS
Sebagai pemasok utama atlet-atlet pelatnas PBSI, PB Djarum berusaha mengkreasikan teknologi dalam pembinaannya. Tugas berat itu disandang oleh sejumlah pebulutangkis PB Djarum yang kini masuk pelatnas untuk melapis generasi Sigit dan Luluk. Sebut di antaranya Mohammad Rizal (masuk pelatnas 2003), Yonatan Suryatama Dasuki (2003) Andreas Adityawarman (2005), Andre Kurniawan (2005), Frans Kurniawan (2005), dan Lingga Lie (2005).
Termasuk juga Bandar Sigit Pamungkas, Rian Sukmawan, Tantowi, dan Subakti yang sedang merenda harapan jadi pebulutangkis top.
Itu baru di sektor putra, belum sektor putri. Ellen Angelina mengawali millenium 21 dengan menggondol gelar juara Indonesia Open pada 2001-sebelum kemudian ia memutuskan berhenti dari pelatnas dan memilih mengabdi untuk PB Djarum sebagai pelatih di Kudus.
Prestasi yang ditoreh Ellen bak keran pembuka bagi arus masuk adik-adiknya ke pelatnas PBSI. Karena, pada kurun 2002 hingga 2006 ini, nama-nama atlet potensial binaan PB Djarum seperti Maria Kristin, Yulianti, Shendy Puspa Irawati, Lily Siswanti, Febby Angguni, dan Rosaria Yusfin Pungkasari, ikut meramaikan persaingan atlet putri di pelatnas PBSI.
Saat ini tercatat sebanyak 19 atlet dan 4 pelatih asal PB Djarum yang menghuni pelatnas PBSI. "Jumlah kami (anggota PB Djarum) sekitar 40% dari total penghuni pelatnas saat ini. Kami tentu berharap ke depannya hitungan kuantitas ini akan sejurus dengan kualitas yang dihasilkan. Bagaimana pun PB Djarum sudah memiliki akar yang kuat sebagai pencetak generasi atlet berkualitas. Tradisi ini yang senantiasa memacu kami (atlet dan pelatih PB Djarum) untuk bekerja lebih gigih demi menghasilkan prestasi terbaik bagi Indonesia di pentas dunia," papar Aryono, pelatih PB Djarum yang dipercaya menangani sektor ganda campuran di pelatnas PBSI.
Yang penting, kata Christian Hadinata, "Jangan pernah malu untuk belajar. Jangan pernah sungkan bertanya demi perbaikan. Saya pikir itu adalah salah satu kunci meraih kesuksesan."(www.Pbdjarum.com)